Senin, 17 Desember 2012

CERPEN "Aku pasti kembali"


“Aku pasti kembali”
“Iya,bentar lagi,masih ngantuk nih!!”
jawabku dengan nada yang sedikit dipaksakan dan mata yang tak kunjung tuk terbuka,walaupun omelan bundaku membuat kaca jendela terbelah menjadi dua.
“Ditya,cepatlah kamu bangun!! Sudah jam berapa ini??ayampun tertawa melihat kamu masih tidur,malu donk!!”.
Begitulah kalau bunda udah ngomel,ayam tetanggapun dibawa-bawa,dan panjangnya minta ampun melabihi sungai nil.
Oh ya,kenalkan nama ku Ditya siswa XII IPA 2 SMA terfavorit di daerahku,begitulah orang-orang beranggapan mengenai sekolahku,padahal menurutku biasa saja,aku pun tak tau dan gak mau tau kenapa orang-orang beranggapan seperti itu,masa bodohlah.
Akhirnya aku terbangun juga,setelah melewati mimpi-mimpi panjang konyol yang tak kunjung reda,segera ku mandi dan bersiap tuk pergi ke sekolah.
“Tetttttttttetttttetttttettttt.
Bel sekolah pun berbunyi.Saatnya untuk masuk.
Hari ini hari yang ku benci yaitu hari senin. “Uh,i hate Monday very much”.Selain harus berpanas-panas ria karna upacara,mapel hari ini pun sangat membosankan seperti: matematika,fisika,bahasa inggris,dan biologi,terlebih ada les tambahan. Lengkap sudah penderitaan ku hari ini. Tak dirumah tak di sekolah sama saja. Satu kata yang tepat yaitu “MEMBOSANKAN”.
“Kurniawan Mahardicka Raditya Putra!!, sedang apa kamu?? Malah enak-enakan tidur, cepat kerjakan soal nomer 3 di papan tulis,cepat!!!”,bentak Bu Yuli. Guru matematika yang memang sangat tidak ku senangi. Omelannya sama panjangnya dengan bunda dirumah.
“Iya bu”, jawabku dengan nada setengah tidak sadar karena masih sangat-sangat mengantuk.
“Aduh,mati gue!!,gimana nih caranya??”,gumamku dalam hati.
“Ngapain kamu garuk-garuk kepala?belum keramas ya? (semua anak menertawakan)
“Mandi dulu sana”, sorak Evan.
 Cowok yang ku paling aku benci sejak kelas X. Tiada hari tanpa membuat ku bermuka merah karena marah,itulah dia Raden Mas Evan Aji Bagus Hendra Ningrat. Putra dari pengusaha sukses Raden Tumenggung Sosrowijaya Hendra Ningrat. Sekaligus keturunan keluarga Cemara.
“Apa lu??”, jawab ku kesal.
“Sudah-sudah”, lerai Bu Yuli. “Fafa cepat kamu berdiri dipojok,kaki diangkat satu,pegang telinga!!! Dan gak usah sambil garuk-garuk kepala lagi”, bentak Bu Yuli.
“ Hahahahahaha”, seisi kelas menertawakan.
Waktu istirahat telah tiba .aku langsung pergi kekantin

0 komentar:

Posting Komentar