“Aku pasti kembali”
“Iya,bentar lagi,masih ngantuk
nih!!”
jawabku dengan nada yang sedikit
dipaksakan dan mata yang tak kunjung tuk terbuka,walaupun omelan bundaku
membuat kaca jendela terbelah menjadi dua.
“Ditya,cepatlah kamu bangun!! Sudah
jam berapa ini??ayampun tertawa melihat kamu masih tidur,malu donk!!”.
Begitulah kalau bunda udah
ngomel,ayam tetanggapun dibawa-bawa,dan panjangnya minta ampun melabihi sungai
nil.
Oh ya,kenalkan nama ku Ditya siswa
XII IPA 2 SMA terfavorit di daerahku,begitulah orang-orang beranggapan mengenai
sekolahku,padahal menurutku biasa saja,aku pun tak tau dan gak mau tau kenapa
orang-orang beranggapan seperti itu,masa bodohlah.
Akhirnya aku terbangun juga,setelah
melewati mimpi-mimpi panjang konyol yang tak kunjung reda,segera ku mandi dan
bersiap tuk pergi ke sekolah.
“Tetttttttttetttttetttttettttt.
Bel sekolah pun berbunyi.Saatnya
untuk masuk.
Hari ini hari yang ku benci yaitu
hari senin. “Uh,i hate Monday very much”.Selain harus berpanas-panas ria karna
upacara,mapel hari ini pun sangat membosankan seperti: matematika,fisika,bahasa
inggris,dan biologi,terlebih ada les tambahan. Lengkap sudah penderitaan ku
hari ini. Tak dirumah tak di sekolah sama saja. Satu kata yang tepat yaitu
“MEMBOSANKAN”.
“Kurniawan Mahardicka Raditya
Putra!!, sedang apa kamu?? Malah enak-enakan tidur, cepat kerjakan soal nomer 3
di papan tulis,cepat!!!”,bentak Bu Yuli. Guru matematika yang memang sangat
tidak ku senangi. Omelannya sama panjangnya dengan bunda dirumah.
“Iya bu”, jawabku dengan nada setengah
tidak sadar karena masih sangat-sangat mengantuk.
“Aduh,mati gue!!,gimana nih
caranya??”,gumamku dalam hati.
“Ngapain kamu garuk-garuk
kepala?belum keramas ya? (semua anak menertawakan)
“Mandi dulu sana”, sorak Evan.
Cowok yang ku paling aku benci sejak kelas X.
Tiada hari tanpa membuat ku bermuka merah karena marah,itulah dia Raden Mas
Evan Aji Bagus Hendra Ningrat. Putra dari pengusaha sukses Raden Tumenggung
Sosrowijaya Hendra Ningrat. Sekaligus keturunan keluarga Cemara.
“Apa lu??”, jawab ku kesal.
“Sudah-sudah”, lerai Bu Yuli. “Fafa
cepat kamu berdiri dipojok,kaki diangkat satu,pegang telinga!!! Dan gak usah
sambil garuk-garuk kepala lagi”, bentak Bu Yuli.
“ Hahahahahaha”, seisi kelas
menertawakan.
Waktu istirahat telah tiba .aku langsung pergi
kekantin